PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR ALQUR’AN SANTRI
Pendidikan merupakan sebuah upaya penanaman nilai-nilai kepada peserta didik dalam rangka membentuk watak dan kepribadiannya. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2004). Pendidikan Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. (Armai Arief, 2002). Pendidikan Islam harus bersumber pada Al-Qur’an dan as-Sunnah. Azyumardi Azra menyatakan bahwa Al-Qur’an dan as-Sunnah menjadi dasar-dasar pembentukan dan pengembangan pendidikan Islam yang paling utama. Selain itu, dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan warisan pemikiran Islam yang tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah atas prinsip mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia (Azyumardi Azra,2002). Asas Pendidikan Islam termaktub dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim : ٌدادش ٌظلَغ ٌةكىلم اهيلع ٌةراجحلاو ٌسانلا اهدوقو اران ٌمكيلهاو ٌمكسفنا ٌ اوق اونما ٌنيذلا اهياي ٌنورمؤي ام ٌنولعفيو ٌمهرما ٌ ام ٌاللّ ٌنوصعي ٌلّ ٦ "Wahai orang-orang yang beriman! peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(Q.S. At-Tahrim: 6), (Muhammad Shohib, 2005).
Pada ayat tersebut terdapat kata qu anfusakum yang berarti buatlah sesuatu yang dapat menjadi penghalang datangnya siksaan api neraka dengan cara menjauhkan perbuatan maksiat, (Mustofa Al Maroghi,). Memperkuat diri agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah. Selanjutnya kata wa ahlikum, maksudnya adalah keluargamu yang terdiri dari istri, anak, saudara, kerabat, pembantu dan budak, diperintahkan kepada mereka agar menjaganya, dengan cara memberikan bimbingan, nasehat, dan pendidikan kepada mereka, ( Muhammad Nasib Ar-Rifa'I, 2000). Moh. User Usman dan Lilis Setyawati, menyatakan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh pada siswa dalam belajar. Dalam lingkungan masyarakat, yang mempengaruhi antara lain kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat, ( Moh Uzer Usman, 1989). Melihat kenyataan yang ada dikalangan umat Islam Indonesia, sebagian besar tidak dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid, atau bahkan ada yang tidak dapat membaca Al-Qur’an atau tulisan huruf Arab sama sekali, sungguh merupakan pekerjaan besar bagi kita semua yang sudah dapat membaca, memahami bahasa Arab dan Al-Qur’an atau hadits untuk dapat membantu saudara-saudaranya melepaskan diri dari buta huruf Arab atau huruf AlQur’an. Juga diakui, bahwa sebagian besar umat Islam juga belum tersentuh pendidikan agama Islam yang komperehensif; baik melalui jalur formal maupun jalur non formal. Sehingga boleh jadi mereka memang tidak mengerti tentang fungsi dan kedudukan AlQur’an dalam beragama Islam itu, ( Gus Arifin, 2009). Agar dapat memahami, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan, langkah utama yang harus dilakukan adalah dengan belajar untuk membaca Al-Qur‟an. Sebagaimana diturunkannya ayat pertama, ayat 1-5 surat al-„Alaq. Wahyu pertama yang diturunkan tersebut adalah iqra bismi rabbika yang artinya “bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu”. Makna dari kata iqra‟ tersebut bukan hanya membaca Al-Qur’an, akan tetapi dalam aspek pemahaman dan penerapan atau pengaplikasiannya, makna yang terdapat dalam AlQur’an harus diamalkan dalam kehidupan nyata. Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta family) memberi pengaruh beasr terhadap pencapaian hasil belajar anak, (Djaali, 2012). Berangkat dari latar belakang ini peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar Alqur’an yang terjadi di TPQ. Ada beberapa hal yang mendorong peneliti untuk meneliti diantaranya adalah adanya asumsi bahwa tingkat keberhasilan belajar Alqur’an santri juga dipengaruhi oleh tingginya dorongan dari lingkungan keluarga. Alasan memilih TPQ Nurul Muttaqin Plaosan sebagai objek penelitian karena menurut pandangan peneliti bahwa TPQ Nurul Muttaqin menjadi salah satu TPQ yang mempunyai daya tarik tersendiri di desa Plaosan, karena TPQ ini memiliki program unggulan dalam bidang Tahfidz Alqur’an. Penelitian dengan judul ”Pengaruh lingkungan keluarga terhadap Motivasi belajar Alqur’an santri “.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar Alquran Santri di TPQ Nurul Muttaqin Plaosan. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi antara lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar sebesar 0,432 serta nilai signifikan 0,002 < 0,05 artinya yaitu nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka dalam penelitian ini hipotesis alternative (Ha) diterima dan (H0) ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa. nilai r square yaitu 0,187 atau sama dengan 18,7% angka tersebut mengandung arti bahwa lingkungan keluarga ada pengaruh terhadap motivasi belajar siswa, sedangkan 81,3% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti. Penelitian ini membuktikan bahwa cara orangtua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar anak, orangtua mendidik anaknya berarti orangtua memberikan perhatian kepada anak, jika orangtua tidak peduli dengan anak terutama dalam belajarnya, maka anak akan memiliki motivasi belajar yang kurang. Relasi atau hubungan antar anggota keluarga juga diperlukan bagi anak untuk mendukung dalam proses belajar, apabila orangtua tidak memiliki hubungan yang baik kepada anak, seperti orangtua terlalu keras mendidik dan acuh tak acuh dalam belajar anak, maka akan menimbulkan semangat dan motivasi anak dalam belajar berkurang. Suasana rumah, suasana dalam keluarga sangat mempengaruhi pada motivasi serta semangat belajar anak, suasana yang kurang aman yang kerap ditemui anak hendak menimbulkan motivasi serta semangat belajar tersendat pula. Perhatian orangtua, anak dalam belajar perlu adanya dukungan dari orangtua, karena dengan dukungan orangtua anak merasa dirinya diberi perhatian kepada orangtua, anak belajar butuh dorongan serta perhatian dari orangtua, apabila anak belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah, kadangkala anak kurang semangat, orangtua harus membagikan perhatian serta dorongan buat menolong kesusahan yang di alami anak di sekolah. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, perhatian orangtua, memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa, dengan demikian dapat dilihat bahwa semakin baik lingkungan keluarga maka akan semakin meningkatkan motivasi belajar alquran di lingkungan Masyarakat maupun di lingkup keluarga.
Comments
Post a Comment